SOLID GOLD PALEMBANG - Ternyata Piyu Padi
tak hanya pintar memainkan gitar, dan menciptakan lirik lagu romantis
dan puitis. Tak mau kalah dari analis di pasar modal, Pria bernama
lengkap Satriyo Yudi Wahono ini pun memberikan analisanya soal sektor
saham. Ingin tahu sektor saham apa yang dijauhi oleh Piyu?
Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi dalam waktu dekat juga menjadi perhatian Piyu. Kenaikan itu
diperkirakan sangat menekan harga sektor saham-saham tertentu.
Ayah dua putri ini pun memilih untuk menjauhi sektor saham consumer goods dan transportasi. "Sektor consumer goods karena consumer butuh transportasinya," kata dia di Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Piyu memang bukan pemain baru di pasar modal. Sejak 2003 dia
menjatuhkan pilihan investasinya ke reksadana. Sayang, krisis ekonomi
dunia membuat Piyuharus rugi besar karena dana yang dia taruh sebesar
US$ 80 ribu harus anjlok, sehingga tersisa sekitar 30 persennya.
Meski begitu, Piyu tak putus semangat berinvestasi di pasar modal.
Pasca krisis, dia pun menjatuhkan pilihannya pada instrumen saham.
Berbekal royalti sebesar Rp 175 juta, dia merawat saham pertamanya PT
Bumi Resources Tbk (BUMI). Saham yang dibeli dari harga Rp 775 per
lembar saham dapat melonjak sampai Rp 2.475 per saham.
"Itu sudah naik berapa ratus persennya kan. Terus saya mendapatkan keuntungan, dan saya mulai transaksi saham terus," ungkapnya.
Satu saham pun tak membuat pria kurus ini puas, dia pun terus
membeli saham-saham unggulan seperti PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT
Astra Internasional Tbk (ASII), PT Wika Beton Tbk (WTON), PT Aneka
Tambang Tbk (ANTM). Berkat keuletannya, kini dia telah meraup untung
sekitar Rp 60 juta-Rp 70 juta per bulannya.
"Kita harus tahu, paham betul, saham apa yang kita pilih, dan tahu betul kapan kita masuk dan keluar, intinya itu saja," ujar Piyu Padi.
(Sumber: liputan6)
No comments:
Post a Comment