SOLID GOLD PALEMBANG - Bursa saham Asia menguat dari level terendah dalam enam bulan setelah
pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve (The Fed) menyatakan, bank sentral AS harus mempertimbangkan menunda akhir pembelian obligasi.
Sentimen positif juga berasal dari data ekonomi AS sehingga meredakan
kekhawatiran atas perekonomian global. Indeks MSCI Asia Pacific naik
0,1 persen menjadi 134,93 pada pukul 09.01 waktu Tokyo.
Hal ini juga diikuti dengan indeks saham Jepang Topix naik 0,1 persen
seiring yen melemah terhadap dolar AS. Indeks saham Korea Selatan Kospi
menguat 0,2 persen. Lalu indeks saham Selandia baru dan Australia
masing-masing naik 0,3 persen.
Sementara itu, indeks saham Hong Kong Hang Seng dibuka mendatar di
level 22.904,11. Indeks saham Shanghai melemah 0,2 persen ke level
2.352,78.
"Pasar di Eropa, Australia dan Jepang menarik. Saya tidak berpikir
gambaran mendasar telah berubah secara signifikan. Data AS semalam cukup
baik. The Fed perlu menyeimbangkan apa yang jelas ekonomi yang kuat
terhadap beberapa volatilitas pasar keuangan," ujar Steven Perah, Chief
Economist Suncorp Group Ltd, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat
(17/10/2014).
Pimpinan The Fed cabang St Louis James Bullard menuturkan, bank
sentral harus mempertimbangkan menunda akhir pembelian obligasi untuk
menghentikan penurunan ekspektasi inflasi.
Di sisi lain, laporan data ekonomi AS menunjukkan
aktivitas produksi di pabrik-pabrik AS mengalami kenaikan. Sementara
itu, klaim tunjangan penggangguran jatuh dalam 14 tahun ke level rendah.
"Ekonomi AS cukup baik, namun ada kekhawatiran bahwa zona Euro jatuh
ke dalam jurang," ujar Chad Morganlander, Money Manager Stifel Nicolaus
and Co.
(sumber: liputan6.com)
No comments:
Post a Comment