PT Intiland Development Tbk (DILD) mengakuisisi perusahaan properti PT Selasih Safar dalam upaya memperluas potensi ekspansi di Tangerang, Banten. Akuisisi dilakukan DILD lewat penambahan modal sebesar Rp442 juta melalui anak usahanya, PT Taman Harapan Indah. Dengan transaksi yang dilaksanakan pada 17 September tersebut, DILD memiliki 52,49% saham Selasih Safar.
Saat ini, perseroan sedang mengembangkan proyek Aeropolis di wilayah Cengkareng, Tangerang. DILD juga mengungkapkan saat ini perseroan mempunyai lima proyek baru yang sudah masuk dalam pipeline. Kelimanya terdiri dari proyek komersial dan residensial, serta berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Tetapi, perseroan masih enggan menjelaskannya dengan detil.
Sepanjang semester pertama, PT Intiland Development Tbk (DILD) berhasil meningkatkan kinerja usahanya. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 199,9 miliar. Jumlah laba bersih itu melonjak 42,3 persen dibandingkan periode sama tahun 2013 lalu sebesar Rp140,5 miliar. Berdasarkan laporan keuangan tengah tahunan, perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 854,8 miliar atau meningkat 11,8 persen dibandingkan paro tahun 2013 sebesar Rp764,9 miliar. Laba usaha juga meningkat sebesar 14,2 persen menjadi Rp286,2 miliar.
Membaiknya kinerja DILD ditopang oleh meningkatnya pendapatan dari seluruh segmen usaha, yaitu pengembangan superblok, hunian, kawasan industri maupun investasi properti. Dilihat dari jenis sumbernya, perseroan membukukan pendapatan dari pengembangan (development income) sebesar Rp775,8 miliar, atau 90,8 persen, dari total pendapatan usaha. Jumlah itu meningkat 12,8 persen dari hasil perolehan di periode yang sama tahun 2013.
Kontribusi pendapatan terbesar berikutnya bersumber dari segmen pengembangan hunian, baik kawasan perumahan maupun kondominium, sebesar Rp275,8 miliar atau 32,3 persen,serta pengembangan kawasan industri melalui Ngoro Industrial Park yang mencapai Rp197,3 miliar atau 23,1 persen.
Adapun pendapatan berkelanjutan (recurring income) tercatat memberikan kontribusi Rp78,9 miliar atau 9,2 persen. Pendapatan berkelanjutan berasal dari segmen investasi properti, antara lain dari penyewaan ruang perkantoran, pengelolaan lapangan golf dan klub olahraga, rumah sakit, dan jaringan Hotel Intiwhiz.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Rabu (24/9/14), saham DILD dibuka pada level 585 dalam kisaran 585 – 590 dan volume perdagangan saham DILD mencapai 17,05 juta lot saham.
Dilihat sisi indikator teknikal, harga saham DILD sejak awal bulan Juli terlihat terus mengalami pelemahan dan saat ini telah terlihat bergerak konsolidasi, terpantau indikator MA sudah bergerak sepanjang bolinger band tengah. Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli setelah sebelumnya berada pada area tengah.
Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan DILD dalam pusaran sideways. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju DILD masih akan tertekan dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan DILD. Saat ini level support berada pada Rp 540 hingga resistance Rp 630.
Saat ini, perseroan sedang mengembangkan proyek Aeropolis di wilayah Cengkareng, Tangerang. DILD juga mengungkapkan saat ini perseroan mempunyai lima proyek baru yang sudah masuk dalam pipeline. Kelimanya terdiri dari proyek komersial dan residensial, serta berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Tetapi, perseroan masih enggan menjelaskannya dengan detil.
Sepanjang semester pertama, PT Intiland Development Tbk (DILD) berhasil meningkatkan kinerja usahanya. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 199,9 miliar. Jumlah laba bersih itu melonjak 42,3 persen dibandingkan periode sama tahun 2013 lalu sebesar Rp140,5 miliar. Berdasarkan laporan keuangan tengah tahunan, perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 854,8 miliar atau meningkat 11,8 persen dibandingkan paro tahun 2013 sebesar Rp764,9 miliar. Laba usaha juga meningkat sebesar 14,2 persen menjadi Rp286,2 miliar.
Membaiknya kinerja DILD ditopang oleh meningkatnya pendapatan dari seluruh segmen usaha, yaitu pengembangan superblok, hunian, kawasan industri maupun investasi properti. Dilihat dari jenis sumbernya, perseroan membukukan pendapatan dari pengembangan (development income) sebesar Rp775,8 miliar, atau 90,8 persen, dari total pendapatan usaha. Jumlah itu meningkat 12,8 persen dari hasil perolehan di periode yang sama tahun 2013.
Kontribusi pendapatan terbesar berikutnya bersumber dari segmen pengembangan hunian, baik kawasan perumahan maupun kondominium, sebesar Rp275,8 miliar atau 32,3 persen,serta pengembangan kawasan industri melalui Ngoro Industrial Park yang mencapai Rp197,3 miliar atau 23,1 persen.
Adapun pendapatan berkelanjutan (recurring income) tercatat memberikan kontribusi Rp78,9 miliar atau 9,2 persen. Pendapatan berkelanjutan berasal dari segmen investasi properti, antara lain dari penyewaan ruang perkantoran, pengelolaan lapangan golf dan klub olahraga, rumah sakit, dan jaringan Hotel Intiwhiz.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Rabu (24/9/14), saham DILD dibuka pada level 585 dalam kisaran 585 – 590 dan volume perdagangan saham DILD mencapai 17,05 juta lot saham.
Dilihat sisi indikator teknikal, harga saham DILD sejak awal bulan Juli terlihat terus mengalami pelemahan dan saat ini telah terlihat bergerak konsolidasi, terpantau indikator MA sudah bergerak sepanjang bolinger band tengah. Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli setelah sebelumnya berada pada area tengah.
Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan DILD dalam pusaran sideways. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju DILD masih akan tertekan dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan DILD. Saat ini level support berada pada Rp 540 hingga resistance Rp 630.
(Vibiznews).
No comments:
Post a Comment