Perdagangan bursa saham Tiongkok dan Hongkong serta beberapa kawasan Asia Pasifik hari ini (17/9) cukup terangkat pasca pengumuman bank sentral Tiongkok (PBOC) yang akan memberikan stimulus kepada sektor perbankan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang sedang melambat.
Bank sentral menyediakan 500 miliar yuan (8.14 miliar dollar AS) dalam bentuk likuiditas untuk lima bank terbesarnya. Dengan memberikan likuiditas kepada bank-bank ini diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan kredit sehingga pertumbuhan ekonomi makro bisa tergenjot.
PBOC akan memompa 100 miliar yuan masing-masing kepada Industrial & Commercial Bank of China, China Construction Bank, Agricultural Bank of China, Bank of China dan Bank of Communications melalui fasilitas pinjaman standar bank sentral. Meskipun tidak ada kondisi eksplisit melekat pada pinjaman tersebut, PBOC harapkan bank-bank besar di Tiongkok untuk menyalurkan kredit ke daerah-daerah yang dianggap penting bagi perekonomian, seperti sektor perumahan publik dan perusahaan swasta dan kecil.
Namun apa yang dilakukan oleh PBOC menurut beberapa ekonom dan juga pejabat bank-bank tersebut seperti yang dilansir di Wall Street Journal langkah tersebut tidak akan langsung menangani permasalahan ekonomi seperti melemahnya permintaan domestik dan pasar properti yang telah merosot. Bagi beberapa bankir juga berpendapat langkah ini tidak efektif untuk meningkatkan kredit secara signifikan karena stimulus yang diberikan terlalu tanggung.
Para pejabat di bank sentral China sengaja menerapkan langkah yang tidak ekstrem seperti pemotongan suku bunga, karena dapat menyebabkan banjir kredit yang akan memperburuk masalah utang Tiongkok dan menempatkan perekonomian pada risiko yang lebih besar. Apa yang dilakukan ini memberikan sinyal bahwa Tiongkok tidak akan kembali kepada kebijakan lama untuk memberikan stimulus yang besar.
Bank sentral menyediakan 500 miliar yuan (8.14 miliar dollar AS) dalam bentuk likuiditas untuk lima bank terbesarnya. Dengan memberikan likuiditas kepada bank-bank ini diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan kredit sehingga pertumbuhan ekonomi makro bisa tergenjot.
PBOC akan memompa 100 miliar yuan masing-masing kepada Industrial & Commercial Bank of China, China Construction Bank, Agricultural Bank of China, Bank of China dan Bank of Communications melalui fasilitas pinjaman standar bank sentral. Meskipun tidak ada kondisi eksplisit melekat pada pinjaman tersebut, PBOC harapkan bank-bank besar di Tiongkok untuk menyalurkan kredit ke daerah-daerah yang dianggap penting bagi perekonomian, seperti sektor perumahan publik dan perusahaan swasta dan kecil.
Namun apa yang dilakukan oleh PBOC menurut beberapa ekonom dan juga pejabat bank-bank tersebut seperti yang dilansir di Wall Street Journal langkah tersebut tidak akan langsung menangani permasalahan ekonomi seperti melemahnya permintaan domestik dan pasar properti yang telah merosot. Bagi beberapa bankir juga berpendapat langkah ini tidak efektif untuk meningkatkan kredit secara signifikan karena stimulus yang diberikan terlalu tanggung.
Para pejabat di bank sentral China sengaja menerapkan langkah yang tidak ekstrem seperti pemotongan suku bunga, karena dapat menyebabkan banjir kredit yang akan memperburuk masalah utang Tiongkok dan menempatkan perekonomian pada risiko yang lebih besar. Apa yang dilakukan ini memberikan sinyal bahwa Tiongkok tidak akan kembali kepada kebijakan lama untuk memberikan stimulus yang besar.
(Vibiznews).
No comments:
Post a Comment