"Pergerakan positif ini setelah dirilisnya data inflasi Indonesia yang direspons positif oleh para pelaku pasar," ungkap Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 3,60 persen (yoy) atau berada di bawah konsensus yang memperkirakan inflasi Indonesia 3,78 persen berimbas pada penguatan rupiah.
Faktor penguatan rupiah yang lain, diakui Reza, masih adanya sentimen The Fed yang mengindikasikan tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga dan hari berikutnya BoJ menolak stimulus lebih lanjut yang membuat yen naik.
"Meski harga minyak mentah mengalami penurunan, tapi tidak sampai membuat USD menguat dan sebaliknya mengalami penurunan seiring melemahnya data-data ekonomi AS," tutur Reza.
Sebelumnya diutarakan jika sentimen yang silih berganti dengan cepat membuat rupiah rentan dengan perubahan. Apalagi dengan posisi saat ini, di mana rentan dengan adanya perubahan, hal itu membuat rupiah cenderung tertahan.
Masih adanya respons positif atas data-data makro dalam negeri dan dibarengi dengan masih melemahnya USD, maka memberikan peluang yang baik bagi rupiah untuk tetap bertahan di zona hijaunya.
"Tetap cermati sentimen yang ada pada rupiah. Level support rupiah pada Rp13.198 per USD dan resisten Rp13.200 per USD," pungkas Reza.
http://ekonomi.metrotvnews.com/bursa/8Ky9OqEK-masih-ada-peluang-rupiah-bertahan-di-zona-hijau
No comments:
Post a Comment