SOLID GOLD PALEMBANG - Baru saja Kementrian Keuangan Jepang (17/12) mengumumkan ekspor negara ini masih tetap bertumbuh namun dalam volume yang kecil pada bulan November lalu, dan ini menggambarkan perdagangan luar negeri Jepang tidak dapat diandalkan untuk mengangkat perekonomian yang telah jatuh ke dalam resesi.
Sebelumnya para pembuat kebijakan Jepang berusaha mencari strategi untuk menaikkan ekspor, dan berkeyakinan dampak pelemahan yen dapat meningkatkan konsumsi baik dalam negeri dan juga permintaan global , namun sepertinya masih gagal pasca kenaikan pajak April lalu.
Dari laporan kementrian kepada publik bahwa ekspor hanya naik 4,9% pada November dari tahun sebelumnya, sedangkan impor menurun 1,7% di bagian belakang harga minyak yang lebih rendah, sehingga defisit perdagangan negeri sakura ini tingga 891.9 miliar Yen, defisit 29 bulan berturut-turut .
Dengan anjloknya kurs Yen hingga ke level terendah tujuh-tahun awal bulan ini, banyak ekonom, eksekutif perusahaan dan konsumen juga berasusmsi bahwa mata uang lemah memiliki efek negatif pada perekonomian, namun, nilai impor turun pada bulan November karena harga minyak mentah anjlok. Impor minyak di bulan turun 22% dari tahun sebelumnya. Penurunan minyak mentah hampir setengah dalam enam bulan terakhir telah membantu defisit perdagangan Jepang.
Dengan anjloknya kurs Yen hingga ke level terendah tujuh-tahun awal bulan ini, banyak ekonom, eksekutif perusahaan dan konsumen juga berasusmsi bahwa mata uang lemah memiliki efek negatif pada perekonomian, namun, nilai impor turun pada bulan November karena harga minyak mentah anjlok. Impor minyak di bulan turun 22% dari tahun sebelumnya. Penurunan minyak mentah hampir setengah dalam enam bulan terakhir telah membantu defisit perdagangan Jepang.
(Sumber: Vibiznews)
No comments:
Post a Comment