SOLID GOLD PALEMBANG - Kebijakan pemerintah mengurangi
subsidi BBM menilbulkan kenaikan harga luar biasa di Papua. Gubernur
Papua Lukas Enembe mengaku, harga bensin bersubsidi mencapai sekitar Rp
70 ribu per liter.
Harga premium di pengecer resmi Rp 60 ribu per
liter dari sebelumnya Rp 50 ribu per liter. Sayangnya, pengecer resmi di
Papua tidak merata sehingga masyarakat memilih membeli dari pengecer
tak resmi dengan harga Rp 70 ribu per liter.
"Pengecer ilegal di
pegunungan, harganya bisa Rp 70 ribu, dan masyarakat mau tidak mau harus
membeli," kata Lukas usai rapat bersama para gubernur dengan Presiden
Jokowi di Istana Bogor, Senin (24/11/2014).
Minimnya infrastruktur
di Papua turut membuat para pengecer tak resmi harus memanfaatkan
pesawat untuk menyalurkan bensin ke pegunungan. Sementara ongkos
penerbangan di Papua tidak murah.
Lukas sudah menyampaikan
keluhan masyarakat Papua ke Presiden Jokowi. Ia berharap pemerintah mau
memberikan kewenangan lebih bagi pemerintah daerah untuk mengelola
sumber daya alam seperti Papua.
Menurutnya, untuk
mensejahterahkan rakyat Papua pemerintah harus mendorong terbangunnya
industri. Tentu saja dengan membangun infrastruktur-infrastruktur
pendukungnya.
"Selama ini kita mengirim bahan mentah. Lebih bagus kita membangun smelter, pabrik semen dan sebagainya di sana," sambung Lukas.
Dalam
waktu dekat Jokowi akan memaparkan rencana pembangunan industri di
Papua. Dalam program tersebut Lukas menyampaikan pemerintah daerah
diminta untuk menyiapkan lahan seluas 2000 hektar.
(Sumber: Nurmulia, tribunnews.com)
No comments:
Post a Comment