Friday, October 10, 2014

RI Dinilai Hambat Pertumbuhan Ekonomi ASEAN


Laju pertumbuhan ekonomi ASEAN kini dinilai terganjal akibat pemerintahan yang bergerak lamban, maraknya korupsi hingga berbagai kebijakan proteksionis sejak kelompok tersebut didirikan pada 1967. Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN justru dinilai menghambat laju pertumbuhan ekonomi ASEAN. 

Sejauh ini, Indonesia dianggap telah mengambil sejumlah kebijakan yang menghambat masuknya investasi asing seperti larangan ekspor mineral mentah pada Januari dan aturan perdagangan pada Februari. Semua kebijakan itu sebenarnya diambil agar pemerintah dapat mengendalikan seluruh proses ekspor dan impor demi melindungi industri lokal.

"Negara-negara anggota ASEAN belum membuat langkah signifikan dalam menumbuhkan perekonomiannya seperti menghapuskan hambatan bea ekspor, mengurangi birokrasi investasi, dan meningkatkan mobilitas tenaga kerja," ungkap para ekonom senior dalam laporan Moody's Investor Service seperti dikutip dari CNBC, Jumat (10/10/2014).

Perusaan penyedia jasa keuangan global itu menilai, integrasi finansial yang lebih mendalam antar anggota ASEAN diperlukan guna mendorong ekspansi sejumlah perusahaan. Namun sejauh ini, integrasi tersebut masih terhalang berbagai perbedaan regulasi dan perusahaan milik pemerintah.
"Perbedaan tingkat perkembangan perekonomian juga menjadi hambatan prtumbuhan ekonomi ASEAN," ungkap ekonom regional CIMB Song Sen Wun.

Lebih jelasnya, produk domestik bruto (PDB) per kapita di Myanmar berada di level US$ 861 per tahun. Sementara di Singapura yang terkenal sebagai negara kaya, PDB per kapita masyarakat mencapai US$ 52 ribu per tahun.

Untuk diketahui, ASEAN berhasil mencetak PDB secara keseluruhan hingga mencapai US$ 2 triliun. Itu lantaran sumber daya alam yang melimpah dan tingginya populasi pemuda di kawasan tersebut. 
 
(liputan6.com)

No comments:

Post a Comment